Langsung ke konten utama

PIALA DUNIA,PEMBUKTIAN TOWS ANALYSIS MEMBERI KEMENANGAN TIM UNDERDOG


Piala Dunia Telah bergulir dua pekan,dan kita melihat banyak adegan dramatis dan kejutan,dimana tim underdog dapat mengalahkan tim favorit juara.Korea selatan mampu mengalahkan Yunani(juara eropa).Kemudian Serbia mampu mengalahkan Spanyol (juara Eropa).Dan Meksiko mampu mengalahkan perancis (juara piala dunia 2002).Kalau kita simak dengan cermat,kemenangan mereka tersebut karena kemampuan mereka mendiagnosis dengan tepat kekuatan dan kelemahan lawan dan menjadikan sebagai pijakan untuk menetapkan strategi bertanding yang jitu.
Negara-Negara yang dianggap sebagai Tim Underdog tersebut menggunakan paradigma baru dalam konsep analisis strategi melalui analisis SWOT. Pada Analisis SWOT Konsep Lama : Kekuatan (S) “lawan” diterjemahka sebagai ancaman (T) bagi perusahaan.Oleh karena itu kita harus menghancurkan dengan kekuatan kita.Sebaliknya kelemahan (W) “lawan diterjemahkan sebagai peluang kita dimana pendekatan ini berarti melakukan pendekatan Win Lose Solution.Pendekatan ini cenderung membuat tim-tim Underdog menjadi tipis harapan untuk dapat memenangkan persaingan.
Sedangkan pada Konsep Baru :Kekuatan lawan kita rangkul untuk menutupi kelemahan kita, dan kekuatan kita digunakan untuk menutup kelemahan lawan. Pendekatan ini disebut pendekatan TOWS Matrik atau menempatkan ancaman dan peluang yang dilihat dari posisi keunggulan strategis pesaing. Dengan bertumpu pada Ancaman(Treath) dan Peluang(Opportunity) pada hakekatnya kita berpijak pada strtegi stability dimana kunci keberhasilah strategi stability ini adalah kebersamaan dari semua pihak dan sikap egaliter yang membuat tim menjadi satu kesatuan yang utuh tanpa harus menunjukkan ke egoa dan superioritas perseorangan.Agar strategi stability berhasil maka perlu dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah memahami secara jelas strategi stabilitas apa yang dituju oleh perusahaan dimana perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan,dan meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.Dari langkah inilah kemudian dapat dilakukan langkah kedua, yakni bagaimana pemimpin mampu mendorong setiap SDM untuk mampu memberikan kontribusi bagi pencapaian strategi perusahaan. Setelah kedua fase diatas dilakukan maka yang harus dilakukan dilakukan adalah merumuskan key Strategy yang harus dimainkan oleh tim sesuai dengan posisinya masing-masing (langkah ketiga), dan untuk menjamin kesesuaian langkah dari semua pelaksana dibutuhkan proses penyelarasan antara sistem dan taktik yang dibuat dengan menempatkan orang unggulan pada sasaran-sasaran strategis yang hendak dituju. Peta strategi stabilitas yang telah didesain diuraikan secara lebih rinci kedalam indikator-indikator kinerja utama dan pendukung yang mesti dituju dan diraih oleh setiap unit dan personal ketika strategi dijalankan. Indikator yang terukur ini (measurable indicators) akan membantu tim untuk mengetahui sejauh mana mereka telah mampu mencapai target yang telah dicanangkan. Dan juga sekaligus akan memberikan informasi mengenai unit atau person mana yang kontribusi nya kurang optimal sehingga dapat diganti dengan cepat agar kinerja tim tidak terganggu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua