Langsung ke konten utama

Strategi Restrukturisasi Organisasi/Perusahaan menuju Kinerja Unggul Organisasi


Suatu Organisasi/Perusahaan agar tetap eksis dan selalu mengikuti perkembangan zaman(modern) membutuhkan adanya restrukturisasi organisasi.Sebelum perusahaan melakukan restrukturisasi organisasi terlebih dahulu harus melakukan analisa daya saing perusahaan dalam industri. Analisa ini mempunyai tujuan untuk mengetahui daya saing (competitive advantage) perusahaan relatif dalam industry serta menetukan langkah strategis berdasarkan keunggulan strategis yang dimiliki oleh perusahaan.Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam analisa ini adalah faktor-faktor keunggulan strategis yaitu :
a. Pangsa pasar
b. Biaya per unit
c. Jenis dan jumlah item
d. Reputasi perusahaan dan citra produk
e. Kapasitas produksi
f. Efisiensi
g. Profit Margin
h. Pelayanan
i. Waktu Pengiriman
j. Kualitas produk

Pengukuran daya saing perusahaan dilakukan dengan cara yang sama yaitu menentukan rating dari masing-masing elemen terdahulu, kemudian dilakukan pembobotan dan selanjutnya ditentukan nilai dari masing-masing elemen tersebut. Rating dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara perusahaan dengan para pesaingnya. Skala yang digunakan dalam menentukan rating, digunakan kategori sebagai berikut
Rating 1 : Kurang sekali
Rating 2 : Kurang
Rating 3 : Netral
Rating 4 : Kuat
Rating 5 : Kuat sekali

Setelah kita mengetahui posisi daya saing perusahaan maka dilakukanlah restruturisasi organisasi berdasarkan peta posisi strategis perusahaan dan industri dimana perusahaan tumbuh.Hal ini dilakukan karena ada bagian-bagian (unit-unit) tertentu yang pola kerjanya menjadi tidak relevan, karena tuntutan lingkungan yang sangat dinamis, telah berkembang menjadi lebih kompleks (menjadi seperti organisasi tersendiri) sehingga strategi koordinasinya perlu dipikirkan dari yang bersifat proses menjadi output (lebih terdesentralisasi).Disamping itu ada bagian yang kurang dinamis sehingga membutuhkan restrukturisasi kerja,menyangkut perbaikan metode atau system kerja,konsep-konsep baru yang dapat menciptakan pekerjaan yang lebih menantang dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja.Restrukturisasi Organisasi dilakukan untuk meminimalisasiterjadinya resiko akibat adanya persaingan dan perubahan selera konsumen seiring dengan perkembangan zaman dimana resiko-resiko yang diminimalkan meliputi :
1. Technologi Risk, yakni resiko yang ditimbulkan dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi.
2. People Risk, yakni adanya SDM yang tidak berkualifaid dan tidak sesuai dengan tuntutan zaman,dan kelangkaan SDM ekspert dan kualifaid yang menyebabkan terjadinya pembajakan SDM.
3. Organizational Risk, yakni terjadinya Overload/kemampuan organisasi tidak sesuai kapasitasnya
4. Tools Risk, yakni pengembangan tools yang tidak bisa diintegrasikan,tidak dikuasai pengembang
atau tidak memenuhi kebutuhan
5. Requirement Risk, yakni Adanya informasi yang tidak lengkap,kurang detailnya proses bisnis dan
perubahan selera yang begitu cepat
6. Estimate Risk, yakni adanya over budget,akibat kesalahan estimasi,berkaitan dengan resource,dan asumsi pendapatan yang keliru dalam penetapan anggaran.

Restrukturisasi Organisasi,biasanya dilakukan dengan pemisahan fungsi dan tanggung jawab yang jelas dan tegas sebagai upaya mengurangi jalur birokrasi (delayering). Dalam pelaksanaan program delayering tersebut telah disinergikan dengan penggalian peta potensi personil, dan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. PELIHARA & OPTIMALKAN (Butuh Ensuring results).Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki motivasi dan potensi yang tinggi
2. Berikan Training Needs Karyawan Butuh (Envisioning & Enabling).Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi tetapi potensi rendah.
3. Beri kesempatan mungkin hubu-ngan interpersonal kurang harmonis. ( Butuh Energizing dan Empowering,biasanya dalam bentuk insentif dan aktualisasi diri ).Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki potensi yang tinggi tetapi motivasinya rendah.
4. Dead Woods & Trouble Makers,Push them out of organization.Ini diberikan kepada karyawan yang potensi dan motivasinya rendah

Ada beberapa hipotesis tentang usia dan besaran organisasi terhadap strukturnya
1. Semakin tua organisasi maka semakin terformalisasi perilakunya.
2. Semakin besar organisasi maka unit-unitnya makin terspesialisasi
3. Semakin tua organisasi semakin meningkat jenjang hirarkinya
4. Semakin tua organisasi semakin memerlukan koordinasi antar unit
Ada lima elemen penting yang harus dilakukan restrukturisasi organisasi agar suatu perusahaan dapat menjadi perusahaan yang Modern dan Bermutu.
 Sumberdaya Manusia, dalam hal mengurangi pegawai (degrading), berorientasi pada pegawai yang pensiun, mengundurkan diri, dan meninggal dunia, diisi kembali melalui seleksi terbuka menggunakan konsep Zero Growth, peningkatan kualitas dan jalinan hubungan antar lini telah dilakukan dengan pelatihan-pelatihan yang teprogram dan outbound untuk semua pegawai tetap..
 Produksi/Proses Bisnis, Rebuild Tempat Kerja, repair Mesin/alat dan improvement dalam proses produksi yang bermuara pada peningkatan kualitas produk.
 Pemasaran, reorientasi manajemen pemasaran, kepedulian dan jalinan hubungan dengan Pelanggan besar yang didasarkan pada kontrak long term dan berbasis komunitas.
 Financial Engineering, penataan kembali manajemen keuangan yang lebih baik.Dengan berpatokan kepada Perencanaan keuangan dasar yakni mencari pengendalian operasional yang lebih baik melalui pemenuhan anggaran.Pembiayaan yang didasarkan aktivitas dan berorientasi pada margin.
 Investasi (aliansi), investasi diimbangi sinergi sumberdaya yang dimiliki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua