Langsung ke konten utama

Cara Jitu Pemasaran

HIPNOTIS MARKETING
DALAM DUNIA BISNIS,PENDIDIKAN DAN POLITIK
Arasy Alimudin

Pernahkah anda tanpa sadar terhipnotis? Belum? Jangan salah, anda bisa terhipnotis tanpa melalui gendam, cablek atau sejenisnya. Ya..anda bisa terhipnotis dalam aktivitas harian berikut:
1. Melamun
2. Menjelang tidur
3. Nonton TV/Film
4. Baca buku
5. Meditasi
6. Nonton bola
7. Main game
8. Dalam Suatu Seminar
9. Pada saat belajar di kelas
10. Pada Suatu Rapat/pertemuan
11.Pada saat anda shoping
12.Pada saat anda berekreasi
13.Mendengarkan Musik atau Talk Show
14.Menelpon
15.Melihat gambar/warna


Pada ke-15 hal di atas, frekuensi otak kita turun menjadi tingkat alpha (8 - 12 Hz). Ciri-cirinya, subyek kurang respon terhadap pengaruh dari luar dan pikirannya larut. Semakin asyik subyek terhadap obyeknya, maka semakin "lengket" pikirannya ke dalam kondisi terhipnosis dan siap untuk diprogram.
Saat orang berada di level alpha, relatif mudah diprogram bawah sadarnya untuk melakukan sesuatu. Side effect lainnya, timbul keinginan yang tidak direncanakan untuk membeli suatu produk,termotivasi untuk mengetahui lebih dalam dan menfigurkan seseorang dengan teknik-teknik hipnotis marketing tersebut. Jadi, anda "diarahkan" untuk memilih/membeli merek tertentu,mencari informasi tertentu, dan memilih figur tertentu.yang pada intinya adlah mengikuti kemauan dari sang penghipnotis.
Sang penghipnotis mampu melakukan perubahan perilaku Anda melalui pembangunan persepsi dan pembentukan mindset, yang akan Anda yakini sebagai sebuah Value, Kredo bahkan Kepercayaan.

Inti dari hipnotis marketing adalah menstimulasi konsumen melalui konsep diri yang dibangung berdasarkan kerangka hirarki kebutuhan dari Maslow,kemudian lifestyle mereka dan pengaruh lingkungan yang mampu membentuk persepsi mereka.
Hampir semua bidang, khususnya pendidikan,politik dan bisnis sekarang menggunakan Hipnotis marketing untuk dapat mencapai tujuan.Tingginya tingkat persaingan dan tidak loyalnya konsumen.menyebabkan banyak kalangan menggunakan hipnotis untuk menjamin keberhasilan bisnis,pendidikan ataupun karir politiknya.Sehingga strategi marketingnnya selalu dikaitkan dengan aspek psikologis dari target segmentnya.

Pada Hipnotis marketing banyak menggunakan tehnik empati untuk bisa mendorong konsumen untuk melakukan apa yang anda inginkan ( membeli produk anda ). Coba perhatikan, anda tidak perlu merayu dengan ribuan kata kata sihir, anda cukup mengetahui apa yang konsumen inginkan, kemudian perlahan lahan giring mereka.
Anda harus ingat, konsumen tidak pernah peduli apa yang anda inginkan, tetapi mereka akan fokus untuk memikirkan apa keuntungan yang akan mereka dapat.
Dalam setiap pertemuan dengan konsumen atau target segment Anda gunakan kemampuan body language dan langguage untuk menfokuskan pada kemauan pembeli,ciptakan memorable eksperience dengan suasana yang menyenangkan atau mengharukan,sentuh emosi mereka dengan simpati dan empati,perhatikan dengan jitu perubahan sikap dan respon mereka manfaatkan waktu seoptimal mungkin,kemudian giring mereka dengan kalimat stresing yang mengerakkan psikomotorik mereka,maka mereka akan menghilangkan kepekaannya dan menuruti apa yang menjadi kemauan Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua