Langsung ke konten utama

Strategi Pengembangan Wanita Pengusaha Kecil di Surabaya

1) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis melihat ada gejala bahwa persaingan tidak sehat mulai menjangkiti WPK di Surabaya, mereka secara sistematis telah melakukan penghancuran pasar, seperti kasus banting harga, agar produksinya mampu terserap oleh pasar. Dalam UU 5/99 tentang praktek monopoli dan persaingan tidak sehat, memang UKM merupakan sektor yang harus dilindungi oleh pemerintah, tetapi itu dalam konteks persaingan dengan pemodal besar atau konglomerat, namun apabila mereka bersaing sesama UMK/WPK maka siapa yang melakukan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat juga bisa diajukan tuntutan hukum.

2) Jumlah WPK yang sangat besar di Surabaya secara substantief akan semakin memperkuat iklim persaingan diantara mereka, dari iklim persaingan itulah mereka satu sama lain bisa saling menjatuhkan, oleh karena itu mendesak untuk dibentuk wadah WPK bersama agar para WPK bersatu untuk menghadapi persaingan ditingkat regional, nasional, serta global. Apalagi bila melihat tantangan kedepan bila AFTA NAFTA, telah dibuka, maka produk luar akan membanjiri kebutuhan domestik masyarakat Surabaya, dan itu berarti tantangan yang segera datang menghampiri UMK/ WPK.

3) Posisi pemerintah selama ini menurut beberapa responden masih kurang optimal, kebijakannya kurang fokus bahkan tidak tepat sasaran. Parahnya lagi sebanyak-banyaknya pendapatan lokal dari masyarakat, belum menggali pendapatan lain diluar pajak dan retribusi yang dibebankan pada masyarakat, akibatnya masyarakat dalam hal ini WPK makin ditambah bebannya, yang berdampak biaya produksi makin hari tambah besar. Oleh karena itu melalui forum-forum yang akan dibentuk, pemerintah harus didesak, agar keberpihakan kebijakannya jelas, yaitu pada para UMK khususnya Wanita Pengusaha Kecil.

4) Posisi keunggulan WPK di Surabaya dibandingkan dengan Pesaing terdekatnya adalah pada:
1.Interaksi dengan pembeli
2.Kelunakan sistim pembayaran
3.Fleksibelitas
4.Efisiensi

5) Berdasarkan identifikasi peluang dan analisis segmen pasar dan target pasar maka strategi untuk pengembangan usaha WPKsebagai berikut
a. Produk yang ditawarkan adalah produk kebutuhan sehari-hari.Dimana untuk usaha took atau warung sumber untuk mendapatkan produk yang menguntungkan adalah ketika para hypermarket melakukan banting harga khususnya pada saat cuci gudang atau bulan promosi.
b. Besarnya jumlah produk yang ditawarkan disesuaikan dengan jumlah tingkat permintaan konsumen pada produk tersebut dengan acuan tingkat perputaran penjualan total produk yang didasarkan atas trend permintaan pembeli.
c. Untuk kemasan produk yang dijual,harus membuat nama yang mudah dikenal oleh konsumen.
d. Pemilihan produk yang ditawarkan hendaknya melihat kebutuhan dan tingkat permintaan dari pelanggan yang ada di wilayah sekitar toko/tempat usaha.
e. Pengadaan bahan baku/barang dagangan yang dilakukan pedagang lebih banyak dengan cara menyediakan/membeli sendiri ke supplier meskipun sudah ada supplier yang mendatangi pedagang. Kemudian untuk sistem pembayaran yang dilakukan hampir semuanya kontan.untuk itu perlu diupayakan untuk bisa membeli dengan kredit.Disini peran pemerintah diperlukan sebagai mediasi antara UMK dengan Usaha Menengah dan Usaha Besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu