Langsung ke konten utama

Pentingnya Kualitas Kemasan(atribut dan cara penyampaian atribut) untuk meningkatkan penjualan produk/jasa


Perilaku konsumen (consumer behavior)dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa. (Engel et al., 1994:3; Wilkie,1994:14; Lamb et al., 2001:188),sedangkan Peter dan Olson (2000:8), menjelaskan bahwa perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh kognisi (pikiran), perilaku, dan kejadian di sekitar kita,dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Definisi diatas menunjukkan perilaku konsumen adalah sesuatu yang dinamis dan dipengaruhi oleh multi dimensi yang berinteraksi baik secara langsung dan tidak langsung dalam pikiran konsumen dan mendorong konsumen untuk mengambil pilihan dan menentukan apa yang akan dilakukan.Kondisi inilah yang menjadikan para pemasar harus mempertimbangkan setiap aspek yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen tersebut.dan factor yang pertama yang menjadi ketertarikan konsumen adalah apa yang dilihat,untuk itu kita harus mampu menciptakan sesuatu yang membuat konsumen melihat dan kemudian merekam dan harus sesuai dengan kondisi sekitar agar terjadi interaksi dinamis dipikiran konsumen yang mendorong konsumen untuk membeli produk/jasa kita.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat banyak para pemasar selalu mengkaitkan takline dari produknya atau news dari medianya dengan fenomena yang terjadi dimasyarakat terlebih yang sedang menyentuh aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Nana Subarna, dkk., (1999:7-9) dalam penelitiannya telah menguji pengaruh unsur-unsur produk mix teh terhadap harga dan jumlah konsumsi dalam rumah tangga, di wilayah Jawa Barat yang diwakili oleh Kota Tasikmalaya, Bogor, Bekasi. Jawa Tengah diwakili oleh Kota Purwokerto, dan Semarang, sedangkan Jawa Timur di wakili oleh Kota Surabaya.Metode yang digunakan adalah metode survey dan metode analisis
yang digunakan adalah statistik korelasi non parametric serta regresi berganda.
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan Chi-Square pengaruhnya cukup nyata. Secara umum tingkat konsumsi masih tergolong rendah (68 %) pada kelompok mutu kemasan tinggi jumlahnya lebih banyak yaitu 72,5 %, sedangkan mutu kemasan rendah persentase yangmengkonsumsi jutru lebih rendah yaitu 64,5%. Dari model regresi
berganda ternyata pengaruh mutu air seduhan dan kemasan berbanding
lurus dengan harga pada tingkat kesalahan 5 % dengan nilai R-sq =84,40 %.
Fenomena dan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keberhasilan pemasar dalam meningkatkan penjualan produknya,kita harus mampu mengemas produk kita dengan baik dan mengkomunikasikan kepada konsumen memanfaatkan topik dan isu yang sedang berkembang dimasyarakat dan menempatkan produk kita sebagai bagian dari isu tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua