Langsung ke konten utama

Fokus Kepada Konsumen Lokal dan Pelanggan akan Meningkatkan Daya Saing di Era Kompetisi Global


Indonesia telah berhasil menjadi tuan di negeri sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya merek-merek asli Indonesia mampu menjadi tuan di negeri sendiri, hasil survei SWA selama beberapa tahun terakhir yang bertajuk Indonesia Best Brand Award (IBBA) dan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) selalu menobatkan bahwa lima besar di setiap kategori produk didominasi merek lokal atau merek asli Indonesia. Di ajang IBBA, merek lokal menguasai 64%. Sementara di perhelatan ICSA, merek lokal meraup 55%.( Harmanto Edi Djatmiko. memaknai-sebuah-kebanggaan/swa.co.id/2010/04/).
Jack Trout dan Steve Rivkin dalam bukunya Different or Die,mengatakan bahwa kualitas produk, kreativitas periklanan, keunggulan harga, dan keluasan lini produk jarang menjadi cara yang sukses untuk membedakan bisnis Anda. Konsumen mengharapkan kualitas terbaik, katanya, mereka tidak menganggap itu bonus. Dalam kondisi yang sama, pesaing Anda dapat memangkas harga secepat Anda.Setelah mengabaikan teknik-teknik pemasaran umum sebagai sia-sia, Trout menyampaikan ide-ide membedakan akan membedakan Anda dari pesaing maka kita harus memiliki atribut yang dapat dilihat dan menjadi pembeda produk kita dengan pesaing, memiliki warisan, menjadi preferensi kelompok konsumen tertentu.Untuk dapat berhasil dalam menciptakan perbedaan,maka strategi utama yang harus dilakukan adalah focus,dimana kefokusan kita membuat kita lebih rinci dalam melayani dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.Terlebih lagi jika kita focus pada konsumen local yang kita sendiri hidup dan tinggal didaerah tersebut yang membuat kita lebih mudah untuk memahami karakter konsumen.Sudah saatnya kita berfokus pada konsumen lokal kita dan membatasi area segment kita agar kita dapat menciptakan perbedaan yang terlihat jelas di mata konsumen kita.Sukses membangun imperium bisnis juga bias didasarkan atas warisan dengan mempertahankan citarasa lokal.Dengan mengusung lokalitas,setia dan konsisten mempertahankan nilai budaya dari konsumen lokal serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman, kebutuhan dan selera konsumen akan membuat produk kita disukai banyak orang.Melalui Fokus pada konsumen lokal bukan berarti kita menutup diri untuk melakukan ekspansi tetapi justru kita akan mendapatkan simpati dan dukungan dari konsumen kita yang tanpa sadar mereka akan menjadi media yang handal dalam membantu memasarkan produk kita.Fokus konsumen lokal juga berarti menjadikan pelanggan dan konsumen yang ada sebagai konsumen baru yang menuntut kita untuk memberikan layanan yang maksimal dan terbaik.hal ini akan menjadi strategi penetrasi pasar yang paling jitu mengingat pelanggan kita yang akan menjadi agent yang membangun atribut kita dan membangun persepsi konsumen sehingga mau membeli produk kita,dan secara otomatis jika konsumen kita sangat puas maka mereka akan membeli lebih banyak atau menyarankan dan mempengaruhi orang lain untuk membeli produk kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu