Langsung ke konten utama

Keunggulan Intangible Aset Membuat Pesaing Hanya Menjadi Follower


Day dan Wesley ( 1988) mengemukakan keunggulan kompetitive mempunyai dua arti yang saling berhubungan yang pertama memfokuskan pada superioritas keterampilan ( Superior skill) dan atau superioritas sumber daya ( superior resources), dan arti yang kedua berkaitan dengan keunggulan posisional perusahaan yang dinyatakan dengan hasil-hasil kinerja superior ( superior performance out comes).
Porter ( 1985) keunggulan posisional bisnis yang dicapai oleh suatu perusahaan secara langsung merupakan barriers (hambatan) mobilits kompetitif dalam persaingan karena dapat menjadi penghalang masuknya pesaing baru.Dimana porter membedakan keunggulan strategik perusahaan karena dua hal yakni yang pertama karena perusahaaan memiliki keunikan (berbeda dengan lainnya) yang dilihat oleh pelanggan dan karena perusahaan memiliki keunggulan posisi biaya yang relatif rendah dibanding dengan pesaing.Perubahan selera dan kebutuhan konsumen yang begitu cepat membawa arah perkembangan zaman yang menghendaki kehidupan yang serba instant hal ini membuat pergeseran peta persaingan bisnis,dimana loyalitas konsumen adalah merupakan suatu yang langka,dan absolurisme kebutuhan juga menjadi sesuatu yang relative,hal ini menjadikan life cycle produk menjadi begitu cepat dan menuntut inovasi yang serba cepat dimana berdasarkan hasil penelitian untuk produk acesoris rata-rata paling lama life cycle hanya bertahan 1 bulan usianya.Untuk itu keunggulan pada sisi komparatif yang didominasi oleh factor-faktor tangible menjadi sangat rentan dan hampir sulit untuk mendapatkan posisioning dibenak konsumen,sehingga kita melihat fenomena pemimpin pasar di era 2010 ini adalah merekayang memiliki intangible asset sebagai factor keunggulan strategisnya.
Menurut Al Ries and Jack Trout(1981) dalam bukunya Positioning : The Battle for Your Mind; Kebanyakan perusahaan yang berhasil hampir tidak pernah mengubah jurus kemenangannya. Dengan pengecualian yang langka sebuah perusahaan sebaiknya jangan pernah mengubah strategi positioning dasarnya. Hanya taktiknya saja yang diubah, manuver jangka pendek yang dimaksudkan untuk menerapkan strategi jangka panjang. Kreatifitas akan memberikan konstribusi nyata hanya ketika mendukung sasaran memposisikan diri Anda.Sehingga Untuk menjadikan sebuah keunggulan menjadi keunggulan intangible asset yang dapat masuk kedalam benak konsumen maka hal yang harus dilakukan adalah :
1. Timbulkan kesan,sehingga konsumen dapat mengingat anda
2. Sesuaikan Diri dan Produk Kita sebagaimana apa yang di persepsi oleh konsumen,meskipun terkadang itu negative,tapi secara perlahan buatlah yang dipersepsi negative menjadi hal yang wajar,dan konsumen mulai melihat sisi positifnya.
3. Buatlah ritme perubahan yang anda lakukan,sesuaikan dengan kondisi dan momentum yang menjadi opini konsumen,jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat.
4. Bersifat Proaktif,dan mendahului pesaing dan melebihi ekspektasi konsumen
5. Sederhanakan masalah dan focus,buat pentahapan selesaikan yang paling mudah,dan jangan menunda pekerjaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua