Membangun sebuah kepercayaan dimulai dari bagaimana kita membangun body language kita dengan nilai-nilai inti yang mencerminkan value perusahaan.Seperti melalui senyum dan sapa menunjukkan nilai keramahan,kemudian bersih,rapih dan menarik menunjukkan nilai kenyamanan dan kebersihan.Tepat waktu,teratur,danterstruktur menunjukkan nilai kedisiplinan.Sederhana,tidak boros,berbicara seperlunya dan berdasarkan data,banyak bekerja,bertanggungjawab menunjukkan nilai-nilai kejujuran.
Berorientasi pada tugas,hasil dan prestasi menunjukkan niali-nilai profesionalisme.Selalu memberikan yang terbaik dan membari manfaat yang lebih menunjukkan nilai-nilai excellence.Peduli,empati,serta tanggap terhadap kebutuhan konsumen menunjukan nilai-nilai melayani.Dengan membangun nilai-nilai tersebut dan dimanifestasikan melalui body language kita akan dapat memberikan pengaruh secara eksternal maupun internal.Pengaruh secara eksternalnya dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat, konsumen, pemerintah dan investor. secara internalnya, akan terlihat pada, kinerja keuangan membaik, kinerja operasional yang membaik,kinerja karyawan yang membaik,kinerja perusahaan baik kinerja pemasaran maupun bisnis yang semakin membaik dan tumbuh. Perusahaan yang mampu menerapkan body language nilai-nilai tersebut diatas akan mempunyai tata kelola yang baik serta mempermudah relationship dan menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan.Untuk membangun itu semua dibutuhkan sebuah komitmen dari seluruh komponen yang ada dalam organisasi untuk bekerja sungguh-sungguh dan bertanggung jawab terhadap tugas dan amanah yang dibebankan pada dirinya,dan selalu bertekad untuk memberikan yang terbaik buat kepentingan organisasi dan masyarakat.Kendala utama mewujudkan hal tersebut adalah mensosialisasi dimana pada sosialisasi ini kita harus mampu menganut prinsip tokoh pendidikan Bangsa Indonesia Ki Hajar Dewantoro:pertama yakni Ing Ngarsa Sung Tulodo,Yakni seorang pemimpin harus mampu memberi contoh tauladan yang baik,dimana apabila karyawan melihat seorang pemimpin menerapkan nilai-nilai yang diyakini oleh perusahaan,maka kecenderungan terjadinya asimilasi sikap tersebut akan lebih besar,karena budaya karyawan dan organisasi itu cenderung dipengaruhi oleh budaya pimpinan (arasy,2002).Prinsip yang kedua adalah Ing madyo mbangun karso pada prinsip ini menurut Ki Hajar Dewantara manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya.Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang.Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Seorang pemimpin harus mampu menjadi inspirasi bagi karyawannya untuk pengembangan daya cipta, dan pengembangan olah rasa dan karsa. Dengan menciptakan suasana organisasi yang kondusif, humanis atau manusiawi.Pada tataran ini pemimpin harus mampu mengarahkan karyawannya untuk berprestasi pada unit dan bidangnya dengan membangun sebuah kebijakan dan mekanisme yang merangsang karyawan baik secara sukarela maupun paksaan untuk memberikan prestasi yang baik bagi perusahaan.Prinsip yang ketiga adalah Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya untuk berani tampil dan memberi masukan serta mengaktualisasikan seluruh gaya bekerjanya sehingga mampu memberikan kinerja yang baik dan berprestasi.karena pada hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah itu sebagai pemimpin dimuka bumi ini untuk menjadi rahmatan lil alamin yakni pencipta kebaikan dan kemanfaatan bagi dirinya,lingkungannya dan alam semesta ini.
Komentar
Posting Komentar