Langsung ke konten utama

Strategi Mendiagnosis Gejala/Fenomena sebagai alat Untuk Mencapai Tujuan Perusahaan


Kegagalan kita dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih banyak disebabkan adanya perencanaan yang salah, akibat pendiagnosisan gejala dan fenomena yang kurang jelas dan tepat.Sebuah perencanaan harus didasarkan tujuan dan mampu mengklarifikasi kebutuhan untuk mengimplementasikan perencanaan. Kejelasan tujuan memberikan arahan dan petunjuk dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan. Dengan membuat perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik akan mengurangi pemborosan waktu dan upaya dan untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan mekanisme pendiagnosisan masalah dengan benar.
Dimana mekanisme pendiagnosisan dari setiap persoalan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan TOWS analisis dengan focus analisis dan pengembangan keterkaitan antar analisis :
Dimana didalam melakukan analisa TOWS perlu dilakukan pentahapan sebagai berikut:
Tahap 1, tahap identifikasi Tantangan dan Peluang, Dalam tahap ini kita harus dapat mengenali kebutuhan –kebutuhan untuk menghadapi tantangan dan menangkap peluang yang ada.
Tahap 2, tahap diagnostik situasional, Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung untuk pemenuhan kebutuhandalam menghadapi tantangan dan peluang sehingga tahap ini merupakan diagnosa situasi internal perusahaan yang dipetakan dengan jelas melalui pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Tahap 3, tahap perumusan dimana terjadi proses deduksi yang mengarah pada akar permasalahan dari setiap gejala atau fenomena yang timbul.
Tahap 4, tahap umpan balik. Untuk dapat menemukan kevalidan dari akar masalah maka dilakukan umpan balik sehingga dapat ditemukan kesamaan prespektif dalam melihat sesuatu.

2. Melakukan Focus Group Discusion terhadap Stakeholder perusahaan dengan alur prespektif sbb :
1.Proses
2.Employe
3.Inovasi
4.Customer
5.Profit

Beberapa pertanyaan yang harus didiskusikan berdasarkan 5 prespektif tersebut diatas dalam FGD antara lain:
 Tindakan-tindakan apa yang dibutuhkan dalam menangani isu tersebut?
 Rincian apa yang harus dimasukkan?
 Bagaimana hal ini dikomunikasikan? Kepada siapa?
 Siapa yang bertanggung jawab? Apa yang dilakukan? Kapan?
 Bagaimana reaksinya dapat dimonitor?
 Bagaimana cara Anda memberi umpan baliknya?


Main Functionalities
• Pembuatan Rencana Strategik ( Renstra ),Rencana Induk Pengembangan dan Rencana Operasional ( Renop) perusahaan.
• Melakukan analisis Balance Scorecard untuk menyusun rencana tindakan dalam format Key Indikakator Performance berdasarkan masukan dari FGD seluruh stakeholders.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu