Langsung ke konten utama

Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Pengembangan Masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu (Mayo, 1998:162):
Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi
yang sama. dalam hal ini adalah, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah
perkampung di wilayah pedesaan yang ada disekitar lingkungan sekitarnya gondang.
• Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan
berdasarkan kebudayaan dan identitas. dalam hal ini adalah kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para kepala keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang cukup besar sedangka tingkat pendapatan dan peluang untuk mendapatkan pendapatan tidak dapat memenuhi kebutuhan .
Pembangunan Masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pembangunan Masyarakat seringkali diimplementasikan dalam bentuk (a) proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya atau melalui (b) kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak lain yang bertanggungjawab (Payne, 1995:165).Dimana kampanye disini merupakan kata lain dari pada kelembagan POKMAS yang merupakan wadah aspirasi kepentingan masyarakat.
Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan “swastanisasi” kesejahteraan sosial, pengembangan masyarakat semakin menekankan pentingnya swadaya dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan kemiskinan dan keterbelakangan sosial ekonomi masyarakat, maupun dalam memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Secara garis besar, Twelvetrees (1991) membagi perspektif pengembangan masyarakat ke dalam dua bingkai, yakni pendekatan “profesional” dan pendekatan “radikal”. Pendekatan profesional menunjuk pada upaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial. pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya mengubah ketidakseimbangan relasi-relasi sosial yang ada melalui pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab kelemahan mereka, serta menganalisis sumber-sumber keterbelakangan ekonomi .
Untuk dapat meneliti suatu konsep secara empiris harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1989). Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam nilai atau seringkali diartikan sebagai simbol yang dapat dilekatkan dengan bilangan atau nilai (Kerlinger, 1990). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel kategorikal karena kita mencoba membagi responden menjadi beberapa kategori.Dan juga merupakan variabel diskrit karena kita menilai dengan menghitung skor dari setiap item pertanyaan yang disampaikan dalam interview dipandu kuesioner.

Dari Konsep empiris dikembangkan menjadi variabel-variabel yang sesuai dengan tujuan dan sasaran dari pemberdayaan masyarakat dimana hubungan antar variabel bersifat sebagai berikut :
- Saling interelasi ( berhubungan ) = Asimetris
- Saling interaksi (keterkaitan) = Simetris
- Saling interdependensi ( mempengaruhi) = Timbal balik
kemudian dikembangkan menjadi atribut-atribut dan dikelompokkan menjadi variabel-variabel penelitian sebagai berikut:
1. Karakteristik demografis dan sosial ekonomi
yang dirumuskan dari konsep :
- Akibat rendahnya tingkat kepedulian / kesadaran masyarakat sekitar terhadap fungsi lingkungan sekitarnya.
- Adanya kesulitan ekonomi masyarakat
2. Pemanfaatan (fungsi) lingkungan sekitarnya
yang dirumuskan dari konsep :
- Adanya sebagian masyarakat yang tidak bisa memanfaatkan lingkungan sekitarnya
3. Pemeliharaan lingkungan.
yang dirumuskan dari konsep ;
- Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat sekitar tentang lingkungan sekitarnya
- Akibat rendahnya tingkat kepedulian / kesadaran masyarakat sekitar terhadap fungsi lingkungan sekitarnya
4. Pengembangan kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan sekitarnya
yang dirumuskan dari konsep :
- Tidak dilibatkannya masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sekitarnya
5. Pengembangan kegiatan ekonomi produktif masyarakat dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya
yang dirumuskan dari konsep :
- Adanya sebagian masyarakat yang tidak bisa memanfaatkan lingkungan sekitarnya
- Adanya kesulitan ekonomi masyarakat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua