Langsung ke konten utama

Efektifitas dan Efisiensi Kunci Utama untuk Keluar dari Belenggu Kemiskinan


Kemiskinan baik individu maupun entitas ( adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam) yang ada dinegara ini lebih diakibatkan oleh tidak efektif dan efisiennya aktifitas yang dilakukan baik oleh individu maupun entitas dalam mencapai tujuannya.
Pengertian Efektif dan Efisien (Peter Drucker). Efektif : (…doing the right things… mengerjakan sesuatu yang benar sedangkan Efisien : (…doing things right … mengerjakan sesuatu dengan benar).
Efektifitas berarti Kebenaran terhadap sesuatu yang dilakukan sehingga kita mencapai sasaran atau tujuan dan cita-cita kita Sedangkan efisiensi berarti bagaimana kita mengolah sumber daya yang kita miliki secara cermat,sehingga kita dapat mencapai tujuan dan cita-cita kita tanpa harus berkonfrontasi atau mengeluarkan biaya yang besar.
Efisien tetapi tidak efektif berarti baik dalam memanfaatkan sumberdaya (input), tetapi tidak mencapai sasaran. Sebaliknya, efektif tetapi tidak efisien berarti dalam mencapai sasaran menggunakan sumber daya berlebihan atau lajim dikatakan ekonomi biaya tinggi. Efisien dan efektif harus selalu bersifat kuantitatif dan dapat diukur (mearsurable),bersifat rinci (mudah dipahami),masuk akal dan memungkinkan untuk dicapai dan ada target waktu untuk pencapaiannya sehingga rasionya dapat dihitung dan dijadikan control..

Peter G. Warr (2002) dalam studi kemiskinan di negara-negara Asia Tenggara mencatat bahwa perubahan komposisi sektoral akan sedikit mempengaruhi pembentukan tingkat pertumbuhan ekonomi agregat. Pertumbuhan sektor pertanian dan jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar pada penurunan angka kemiskinan, bukan sektor industri yang selama ini dibangga-banggakan. Tesis yang sama juga diperoleh dari studi Ravallion dan datt (1996) yang menunjukkan bahwa dampak negatif pertumbuhan industri di India semakin kuat, berbeda dengan Taiwan (Warr dan Wang 1999) yang menunjukkan pertumbuhan industri memiliki kontribusi yang tinggi untuk penurunan angka kemiskinan. Perbedaan ini dikarenakan Taiwan membangun industrinya dengan kebijakan perdagangan yang outward oriented dengan pola industri yang labor intensif yang mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan.

Dalam laporannya untuk pengantar CGI Bank Dunia memberikan saran bagi pemulihan ekonomi Indonesia, terutama untuk tujuan mengurangi angka kemiskinan melalui 5 cara yaitu; (1) kebijakan pemerintah yang pro masyarakat miskin, (2) investasi publik di sektor pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat miskin, (3) penyusunan kelembagaan baru, khususnya dalam kerangka otonomi daerah, (4) program pemberdayaan untuk masyarakat miskin, dan (5) memberikan multidimensi kemiskinan alami, yang berarti setiap intervensi pemerintah harus mengedepankan kepentingan masyarakat miskin.
Efektif dikaitkan dengan kepemimpinan (leadership) yang menentukan hal-hal apa yang harus dilakukan (what are the things to be accomplished),Untuk itu apa yang harus dilakukan agar kita bisa keluar dari belenggu kemiskinan,dan kita harus mendapatkan sebuah jawaban yang pasti dan kongkrit terhadap akar masalah yang menyebabkan kita terbelenggu oleh kemiskinan sesuai dengan Tantangan,peluang,kelemahan dan kekuatan yang kita miliki sedangkan efisien dikaitkan dengan manajemen, yang mengukur bagaimana sesuatu yang telah kita rumuskan sebagai jalan keluar dari kemiskinan dapat dilakukan sebaik-baiknya (how can certain things be best accomplished).

Perbuatan baik kita itu tidak akan pernah sia-sia,tetaplah berbuat baik meskipun lingkungan mendolimi kita.”Dan barang siapa yang berjihad (mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya baik berupa perkataan maupun perbuatan dalam kebaikan) maka kemanfaatan jihadnya itu, adalah untuk dirinya sendiri, karena sesungguhnya Allah sungguh-sungguh Maha Kaya, tak membutuhkan sesuatupun dari alam semesta ini”( Al-Ankabut: 6)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua