Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 208:
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu.
kaffah mempunyai arti keseluruhan atau totalitas. Islam adalah nafas setiap perbuatan dan kehidupan seorang muslim. Oleh karena itu, ayat di atas memiliki maksud: dalam setiap perbuatan, lakukanlah secara totalitas. Dalam istilah manajemen, totalitas adalah penuh dedikasi atau profesional. Allah Menunjukkan dalam ayat ini berbicara tentang profesionalisme.
Profesionalisme adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. (Rivai dan Basri, 2004: 14)
Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau profesionalisme adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai dan Basri, 2004: 16).
Schuler dan Jackson (1996: 3) mengemukakan penilaian profesionalisme mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif sorang karyawan dan apakah ia bisa berprofesionalisme sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. Penilaian profesionalisme akan menghasilkan informasi profesionalisme yang dikelompokan dalam lima ketegori, yaitu (1) evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang, (2) pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri seseorang dengan berjalannnya waktu, (3) pemeliharaan sistem, (4) dokumentasi keputusan-keputusan SDM, (5) penyejajaran penilaian dengan keputusan bisnis.
Jenis-jenis kriteria profesionalisme yang dikemukakan oleh Schuler dan Jackson (1996: 11-12) terdiri dari tiga jenis yaitu :
1. Kriteria berdasarkan sifat, memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang karyawan. Loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian. Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa yang dicapai atau tidak dicapai seseorang dalam pekerjaannya. Meskipun instrumen-instrumen penilaian berdasarkan sifat dapat diciptakan dengan mudah, instrumen-instrumen itu mungkin bukan indikator pekerjaan yang valid karena yang dinilai sebagai profesionalisme harus dikaitkan langsung dengan pekerjaan. Sayangnya, hubungan antara sifat dan profesionalisme seringkali lemah, atau paling tidak sulit ditetapkan dengan jelas karena sifat sulit didefenisikan.
2. Kriteria berdasarkan perilaku, terfokus pada bagaimana pekerjaan dilaksanakan. Kriteria seperti ini penting sekali bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan antar personal.
3. Kriteria berdasarkan hasil, terfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan. Krietria ini semakin populer dengan semakin ditekankannya produktivitas dan daya saing. Kelemahan kriteria ini terletak pada meninggalkan aspek kritis pekerjaan yang penting seperti kualitas yang mungkin sulit dikuantifikasi.
Hasil penelitian Arasy ,Toupik(2010) menunjukkan bahwa Pelaksanaan pekerjaan, disiplin kehadiran serta sikap dan perilaku terhadap pekerjaan secara simultan berpengaruh terhadap profesionalisme pegawai.Untuk itu agar profesionalisme pekerja meningkat maka tiga criteria tersebut meliputi Kriteria berdasarkan sifat, memusatkan diri pada karakteristik pribadi,criteria berdasarkan perilaku,dan criteria berdasarkan hasil diatas harus dilaksankan dengan baik.
Komentar
Posting Komentar