Langsung ke konten utama

Prioritas Menentukan Gagal dan Suksesnya Bisnis dan Kepemimpinan


Jika kita sadar dari semua kegiatan organisasi dan Individu jika dievaluasi dengan benar dan tepat maka kita akan menemukan bahwa hanya 20% saja baik waktu maupun sumberdaya yang tepat sasaran dan tepat guna dalam mencapai suatu tujuan.Dan hanya orang-orang yang focus dan terpilih yang dapat menggunakan sumberdayanya secara optimum.Kondisi ini sesuai dengan firman Allah dalam QS.Alam-Nasrah ayat 4;.Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Dalam Ayat (4) ini allah mengingatkan kita sebagai manusia yang diberi Allah kemampuan yang paling tinggi dibandingkan mahluk lainnya,dan kita diminta untuk memberdayagunakan seoptimal mungkin segala yang diberikan Allah kepada kita. Dan QS.Al-Imron ayat 104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf (Perbuatan yang baik,member manfaat) dan mencegah dari yang munkar(Perbuatan yang jelek,sia-sia dan menjadikan mudharat) merekalah orang-orang yang beruntung.Orang-orang yang terpilih adalah mereka yang selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan dan mempelajari seluruh ciptaan Allah.SWT.sebagaimana yang termaktub dalam QS.Al-Imron ayat: 190 – 191
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Vilfredo Pareto (1848 - 1923) dalam sebuah penelitiannya,menyatakan bahwa 80% kekayaan negara hanya dinikmati oleh 20% kelompok tertentu dari penduduk. Dengan kata lain, 80% dari penduduk hanya berkesempatan menikmati 20% dari kekayaan negara. Katakanlah kalau diasumsikan jumlah penduduk seluruhnya mencapai 100 juta jiwa, berarti hanya 20 juta jiwa yang kaya raya dengan mendapat 80% kekayaan negara. Sisa penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa hidup pas-pasan karena kue negara yang hanya 20% harus dibagi-bagi. Karena setengah kaget dengan hasil penelitian tersebut, Pareto kemudian mengadakan penelitian di lain negara, ternyata hasilnya sama atau hampir sama.
Dalam dunia bisnis, untuk merebut pasar anda harus berpikir analitis dan cermat.Dalam arti ketepatan strategi pas dengan kebutuhan pasar (tidak lebih dan tidak kurang). Artinya temukan 20% dari strategi yang bisa merebut 80% daya tarik pasar dengan memberi 80% premiun solusi kepada 20% pelanggan setia. Jangan mengobral strategi yang justru menghabiskan 80% cost padahal hanya akan menciptakan 20% rate of return (Mack Hanan, dalam Fast Growth Strategy, McGraw-Hill International, Singapore, 1987)
Prinsip Pareto ini juga mengatakan bahwa 80% gangguan berasal dari 20% masalah yang ada,dimana banyak sekali aktifitas kita 80% sia-sia tidak tepat guna dan sasaran,dan ini juga terkait dengan anggaran/biaya yang kita keluarkan cenderung 80% biaya yang kita keluarkan tidak efektif dan tidak tepat guna didalam upaya pencapaian tujuan,visi dan misi kita.
Prinsip pareto ini mengarahkan kita untuk selalu focus pada tujuan dan membuat skala prioritas dalam setiap aktifitas kita.Kondisi ini sejalan dengan firman Allag dalam Al-Quran Surat Alam-Nasr ayat 7; Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
Dalam Ayat (7) ini allah mengingatkan kita sebagai manusia harus mampu merencanakan setiap langkah dengan baik,sistimatik dan bertahap,dan memiliki skala prioritas,lakukan hal yang paling penting dan berhasil guna besar dalam mencapai visi,misi dan tujuan.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas maka perlu kita melakukan audit kinerja dan sumberdaya khususnya terkait dengan keberadaan SDM,harus dipetakan mana SDM yang merupakan bagian dari solusi dan mana SDM yang hanya akan mengganggu pencapaian tujuan,visi,misi perusahaan.Setelah dipetakan maka dibuatlah target kerja yang terukur dan jelas.lakukan control yang melekat dan reward punismen yang bersifat melekat dan transparan.Jika ini tidak dilakukan maka 80% gangguan yang sebetulnya hanya merupakan 20% masalah(karena penyelesainnya hanya membutuhkan ketegasan pimpinan)akan menjadi 80% masalah bahkan 100% masalah dan akan menghancurkan bisnis dan organisasi yang anda pimpin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu