Langsung ke konten utama

Sukses Bisnis ditentukan kemampuan mengasosiasikan Tujuan Bisnis Anda Pada Atribut Produk Anda.


Steven R Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People menyampaikan “To begin with the end in mind means to start with a clear understanding of your destination. It means to know where you’re going so that you better understand where you are now and so that the steps you take are always in the right direction.” - (Steven R Covey 1990, 7 Habits of Highly Effective People)

"Untuk mulai dengan akhir dalam pikiran berarti memulai dengan pemahaman yang jelas tentang tujuan Anda. Ini berarti untuk mengetahui ke mana anda pergi sehingga Anda lebih
memahami dimana Anda sekarang dan agar langkah-langkah yang Anda ambil selalu di arah yang benar "-. Steven R Covey

Tujuan merupakan kunci dalam implementasi strategi managemen dimana tujuan merupakan tolak ukur untuk menilai kinerja. Tujuan yang dibuat harus mampu menjabarkan langkah-langkah pencapaian visi dan misi dengan menggali segala potensi sumberdaya internal dan eksternal yang dimiliki.Untuk itu tujuan yang dibuat harus spesifik,terukur,dan mampu menjadi pendorong kinerja dari semua komponen organisasi. Hal ini sejalan dengan pemikiran Dess dan Miller dalam Dalam buku "Strategic Management", (Dess, Gregory G. dan Alex Miller. (1993) Strategic Management Mc Graw Hill. Book Co) mengemukakan tiga metode Kaizen:

1. Experimentation.
Filosofi experimentation adalah "if you fail at the first time, try, try,and try again"
"I will persist until I succeed". Ada empat langkah experimentation:
1. Know what you want (SMART = Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, and Time-limit).
2. Action (if you don't do anything you will be a dreamer or a member of NATO, no action talk only).
3. Observe whether your action leads you to what you want or not.
4. If not, change your approach. Repeat the process over again until you get what you want.

2. Benchmarking.
Daripada melakukan "trial and error" melalui experimentation, ada cara lain yang lebih mempercepat perjalanan menuju tempat yang kita inginkan yaitu dengan”benchmarking". Benchmarking disebut juga "role modelling" atau
"reverse engineering". Empat langkah benchmarking:
1. Know what you want (SMART = Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, and Time-limit).
2. Find a model (someone, organization, or firm) that has got what you want.
3. Observe what the model does.
4. Do the same thing as the model does or do it even better until you get what you want.

3. Outsourcing.
Metode Kaizen yang ketiga memberikan penegasan kepada kita bahwa kita tidak harus unggul pada semua bidang karena kedepan kita membutuhkan spesialisasi untuk bisa betahan pada persaingan.Untuk itu diperlukan melakukan "oursourcing" yaitu mengambil "source from outside" atau meminta bantuan pihak lain atau men-subkontrak-kan hal-hal yang dapat dilakukan oleh pihak lain dengan memenuhi tiga kriteria berikut: kualitasnya tinggi (high quality), harganya murah (low price), dan pengirimannya tepat waktu (just-in-time delivery).

Didalam memasarkan suatu produk/jasa untuk menancapkan sutu tujuan kita menjadi sesuatu nilai yang melekat pada produk dan diasosiasikan dalam sebuah merek.Sehingga ketika konsumen melihat dan mendengar merek kita maka langsung terbayang didalam benaknya nilai-nilai yang ada pada produk kita yang merupakan cerminan dari tujuan bisnis kita.

Avald dan Gronroos (1996 ; 37) mengatakan bahwa, ‘Keseluruhan asosiasi terhadap merek dapat dipadatkan menjadi tiga bagian, yaitu (1) fitur dan atribut, (2) manfaat dan (3) keyakinan dan nilai.’
Pendapat ini sejalan dengan Szmigin (Szmigin,1998), ‘Kesuksesan merek tergantung pada kualitas produk, layanan dan sumber daya manusia.

Teori tentang atribut pertama kali diperkenalkan oeh Kelvin Lancaster pada tahun 1966. Kalau teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh konsumen ialah produknya, maka teori sumbangan hasil pemikiran Lancaster mendasarkan pada asumsi bahwa perhatian konsumen bukan pada produknya, melainkan lebih pada' attribute' barang bersangkutan. Yang dimaksud dengan 'attribute'' suatu barang ialah semua jasa yang dihasilkan oleh penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut.( Evan J. Douglas, Managerial Economics, Edisi ke3, Prentice-Hall Internasional. Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, Bab 3).

Fitur dan atribut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan,dan suatu produk harus memberi manfaat yang dibutuhkan oleh pelanggannya dan tersampaikan melalui Visualisasi dan Auditory yang sederhana,mudah dicerna dan dapat menumbuhkan keyakinan pelanggan sehingga nilai-nilai produk kita dapat diterima,dan pelanggan dapat melihat,mendengar dan merasakan nilai-nilai tersebut khususnya pada aktivitas perusahaan yang langsung berhubungan dengan pelanggan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam

Evaluasi Strategi,Kunci Kemenangan Tim

Kegagalan sebuah Tim dalam suatu pertandingan,lebih banyak disebabkan karena tidak adanya evaluasi atau control terhadap strategi yang diterapkan. Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Dimana kegiatannya sbb: • Menentukan target prestasi kerja,standar-standar dan batas batas toleransi untuk tujuan,strategi dan pelaksanaannya. • Mengukur kondisi riel terhadap target yang telah ditentukan • Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi. • Melakukan modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebagai berikut: a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentua

Strategi membangun Daya Saing di era Hyper Competition

Pada Era Hypercompetition(Persaingan tingkat tinggi dan mengglobal) dimana semua perusahaan menawarkan sesuatu yang baru dan terstandarisasi karena adanya perkembangan teknologi dan ini menyebabkan keunggulan kompetitif sulit untuk bisa dipertahankan karena begitu mudahnya pesaing meniru.Pada kondisi ini setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa bersaing dalam harga,kualitas,dan inovasi pada setiap aktivitas-aktivitasnya Keunggulan bersaing diperoleh ketika perusahaan mampu menjadikan banyak aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan digabungkan dalam suatu rantai yang dapat memberikan konstribusi nilai yang memberikan margin maksimal bagi perusahaan ( melaksanakan aktivitas-aktivitas yang penting secara strategis dengan lebih murah atau lebih baik dibanding pesaing). Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan dapat dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991) .Untu