Berdasarkan laporan BPS Jawa Timur 2011 Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil Jawa Timur Triwulan II dibanding Triwulan I tahun 2011 (q-toq) sebesar 2,27 persen, sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil Triwulan I tahun 2011 yang mencapai 2,32 persen.Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan produktivitas usaha pada usaha mikro dan kecil,kondisi ini disinyalir akibat adanya kurangnya sikap disiplin,suka menunda pekerjaan dan terlalu memberi toleransi terhadap kegagalan aktivitas bisnis.
Untuk memahami fenomena diatas,perlu kita kaji dan pahami perkembangan teori produktivitas ;
Teori Ekonomi Adam smith produktivitas
Adam Smith (1723-1790) menjelaskan keuntungan adanya pembagian kerja yang dilaksanakan itu dapat mempertinggi hasil produksi.
Pembagian pekerjaan sering dibedakan menjadi dua pengertian, yang pertama adalah membagi pekerjaan menjadi sederhana sehingga semua buruh dengan tingkat keahlian tertentu dapat melakukan pekerjaan. Pengertian yang kedua adalah pembagian pekerjaan bersusun yang membagi pekerjaan suatu kegiatan produksi menjadi beberapa bagian. Di dalam perkembangannya, konsep pembagian pekerjaan terus berkembang dan terarah kepada kegiatan pekerjaan yang terspesialisasikan, dan di dalam kegiatan produksi yang lebih modern terjadi pembagian pekerjaan sistem ban berjalan (”conveyor system”).
Produksi masal mobil oleh Ford sendiri juga terinspirasi dari konsep pembagian pekerjaan, sehingga ongkos produksi semakin murah. Dengan ongkos produksi yang lebih efisien, harga yang ditawarkan dapat lebih kompetitif dengan produk lain. Saat ini konsep pembagian pekerjaan telah digunakan secara luas di hampir seluruh sektor industri.
Keuntungan pembagian pekerjaan adalah:
1. Setiap orang dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
2. Dapat meningkatkan pengetahuan di dalam pekerjaan tersebut sehingga lebih mantap.
3. Orang yang bersangkutan mengerjakan pekerjaan yang sama secara berkelanjutan sehingga dapat menghindarkan kehilangan
David Ricardo (1772-1823) mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:
1. Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan ”teori biaya reproduksi.”
2. Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David Ricardo (1772-1823) menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam produksi boleh dikarakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.
Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping ”harga alami” (natural price) ada pula ”harga pasaran” (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) ”harga alami” akan terjadi bilamana masing-masing warga masyarakat memperoleh kebebasan pilihannya untuk membuat sesuatu produk tertentu yang menurutnya lebih menguntungkan dan menukarkannya bilamana dinilai baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum physiokrat. Istilah ”harga alami” (natural price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan istilah Cantillon ”valeur intrinsique” (nilai intrinsik), Turgot ”valeur fondamental” (harga pokok), Say ”prix reel” (harga real), Ricardo ”primery/natural/necessary price” (harga pokok) dan Cairnes ”normal price” (harga normal).
”Harga pasaran” dapat berbeda dengan ”harga alami” di mana akan menyesuaikan dengan keadaan penawaran dan permintaan atas barang yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanya peraturan pemerintah yang dapat menghalangi penyesuaian harga alami dengan harga pasaran. Tetapi bagaimanapun, harga alami akan menjadi acuan (pedoman) atas penetapan harga pasaran.
Jean Baptiste Say (1767-1832) berpendapat bahwa ”supply creates its own demand” sehingga tidak akan ada kelebihan produksi.
Teori Produktivitas
Teori ini dikemukakan oleh Jean Baptiste Say, yang menyatakan bahwa modal yang dipinjamkan dapat dipergunakan secara produktif misalkan untuk membuat toko, mendirikan pabrik, dan barang modal lainnya. Dengan modal yang dimiliki produksi akan bertambah banyak sehingga memberikan kelebihan hasil yang istimewa. Sebagian dari kelebihan hasil itu dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.
John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa pandangan klasik yang memusatkan perhatian analisa ekonominya pada teori harga, maka perlu dipahami arah penggunaan alat produksi dengan sempurna. Dalam hubungan ini maka pengertian klasik diperluas kepada para ahli ekonomi yang tidak menganggap tidak mungkin adanya suatu pengangguran yang tidak dikehendaki (involuntary unemployment).
(Michael Porter, 1990- now)"produktivitas" yang didefinisikan sebagai nilai output yang dihasilkan seorang tenaga kerja.dimana tingkat produktivitas ditentukan dari kemampuan untuk menciptakan biaya produksi yang seefisien mungkin dan atau menciptakan nilai tambah yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing.
Arasy Alimudin(2009) produktivitas usaha kecil ditentukan oleh kemampuan didalam berorientasi wirausaha yang diwujudkan melalui inovasi yakni melakukan pembaharuan dalam proses khususnya pelayanan dan mencari sumber barang murah dan proaktif mendahulu pesaing serta keberanian didalam mengambil resiko yang diarahkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan melebihi apa yang telah dilakukan oleh pesaing.
Usaha kecil yang mampu meningkatkan produktivitas dan nilai tambah adalah yang selalu berorientasi untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru,melaksanakan proses yang lebih baik dan efisien untuk memenangkan persaingan pasar. Usaha kecil yang demikian adalah usaha kecil yang berorientasi wirausaha.Sementara itu untuk menciptakan “customer value” dan “customer satisfaction” usaha kecil harus memperoleh dukungan melalui orientasi wirausaha yang selaras dengan orientasi pasarnya, usaha kecil sektor perdagangan yang berorientasi pada pasar senantiasa mengembangkan secara seimbang antara orientasi pelanggan dan orientasi pesaing serta didukung oleh koordinasi antar fungsi secara memadai dengan meningkatkan komitmennya terhadap penciptaan nilai tambah sebagai sumber keunggulan bersaing berkelanjutan yang dapat membawa kearah perubahan yang lebih baik.
Fenomena ini sejalan dengan hasil study Enciety Business Consult dalam RIPP Kota Surabaya 2007 yang menunjukan bahwa motivasi yang terkuak dan menjadi alasan kenapa menekuni usaha yang sedang dijalankan ini masih sangat mendasar yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemudian tidak adanya pekerjaan lain yang juga seakan memberi kesan bahwa usaha yang sedang dijalankan sekarang ini semata-mata karena terdesak keadaan. Ini menunjukkan rendahnya motivasi wirausaha dan pasar yang dimiliki oleh usaha kecil sehingga berdampak pada penurunan kinerja pemasaran usaha kecil. Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha kecil menghadapi tingkat persaingan yang sangat ketat, perubahan selera konsumen begitu cepat, produk umumnya merupakan kebutuhan sehari hari, harga produk relatif tidak mahal, produk mudah diperoleh melalui mini-market, super-market dan hiper-market, oleh karena itu kunci sukses usaha kecil untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitasnya tahun 2012 adalah:
Produk yang ditawarkan adalah produk kebutuhan sehari-hari atau consumer goods,besarnya jumlah produk yang ditawarkan disesuaikan dengan jumlah tingkat permintaan konsumen pada produk tersebut dengan acuan tingkat perputaran penjualan total produk perhari berkisar 1.000.000,-,Untuk merk produk yang dijual,harus sudah dikenal oleh konsumen,kecuali merk baru yang harganya jauh lebih murah dibanding dengan pesaing.Pemilihan produk yang ditawarkan hendaknya melihat kebutuhan dan tingkat permintaan dari pelanggan yang ada di wilayah sekitar tempat usaha.strategi harga jual usaha kecil adalah strategi harga jual survival.Mengingat usaha kecil tahun 2012 berada dalam kondisi menghadapi persaingan yang sangat gencar , pergeseran keinginan konsumen adanya kapasitas menganggur, maka yang utama dilakukan oleh usaha kecil adalah bagaimana untuk bertahan hidup.usaha kecil sektor perdagangan harus proaktif dengan menciptakan keunggulan pada harga dan variasi produk, sehingga terlebih dahulu memperhatikan tawaran harga dari pesaing. Sebab bila harga yang ditetapkan dibawah harga pesaing kemungkinan besar akan memicu perang harga. Sebaliknya jika terlalu tinggi akan menyebabkan menurunya daya saing perusahaan.Besarnya permintaan, dan pesaing,menjadi acuan untuk melakukan modifikasi harga.Saluran yang ideal yang mungkin bisa dikembangkan oleh usaha kecil adalah melalui segmented dan komunitas contohnya melalui PKK dan Dasa Wisma.Promosi yang memungkinkan untuk dilakukan oleh usaha kecil yaitu personal selling dan promosi penjualan melalui test produk atau discount.
Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam
Komentar
Posting Komentar