Dari Abu Hurairah R.A. dari nabi muhammad saw beliau bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih wangi dari pada parfum misik (H.R. Bukhari)
Ibadah Puasa adalah menahan lapar,haus dan hawa nafsu yang merupakan motor penggerak utama manusia mengkonsumsi sesuatu .Dimana ajaran islam memerintahkan kita untuk tidak berlebihan didalam mengkonsumsi sesuatu,yang nantinya akan mengakibatkan manusia kehilangan eksistensinya sebagai mahluq yang berakal,berakhlak dan bermartabat.
Menurut Lukman fauroni : pada tingkatan praktis, prilaku ekonomi (economic behavior) sangat ditentukan oleh tingkat keyakinan atau keimanan seseorang atau sekelompok orang yang kemudian membentuk kecenderungan prilaku konsumsi dan produksi di pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan tiga karakteristik perilaku ekonomi dengan menggunakan tingkat keimanan sebagai asumsi.
1. Ketika keimanan ada pada tingkat yang cukup baik, maka motif berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi oleh tiga motif utama tadi; mashlahah, kebutuhan dan kewajiban.
2. Ketika keimanan ada pada tingkat yang kurang baik, maka motifnya tidak didominasi hanya oleh tiga hal tadi tapi juga kemudian akan dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme (materialisme) dan keinginan-keinganan yang bersifat individualistis.
3. Ketika keimanan ada pada tingkat yang buruk, maka motif berekonomi tentu saja akan didominasi oleh nilai-nilai individualistis (selfishness); ego, keinginan dan rasionalisme
Orang-orang yang berpuasa adalah orang yang terbanyak dzikir (mengingat Allah) dengan bertasbih, bertahlil, bertakbir dan beristighfar. Rasa lapar,haus dan godaan hawanafsu yang menghujam, ia hadapi dengan dzikir kepada Allah dan ini akan membangun beliefe yang kuat yang akan menyinari fikiran dan hati orang yang berpuasa.Dan membuat hidupnya selalu optimis,pantang menyerah dan selalu ingin berbagi demi untuk kemaslahatan dan pengabdian pada sang Kholiq.Karena orang yang berpuasa selalu menyakini firman Allah Swt “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka (menghibur mereka) dan berkata, ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh (kelak) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindung mu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (QS Fushshilat [41]: 30-32)
Kondisi ini tentunya sejalan dengan pengembangan jiwa kewirausahaan dimana Pengembangan wirausaha menjadi suatu kebutuhan untuk menciptakan kemandirian dan menumbuhkan daya saing yang tinggi.Hal ini dikarenakan kewirausahaan itu mengandung nilai-nilai seperti pantang menyerah , berani mengambil resiko,kreatif dan inovatif.(Debbie Liao dan Philip Sohmen,2001) dan Kizner (1973) dalam Zhou et.al (2005) berpendapat bahwa peluang kewirausahaan hanya membutuhkan cara baru untuk membuat inovasi berdasarkan informasi yang telah tersedia yaitu belief mengenai cara menggunakan sumber daya yang seefisien mungkin.
Puasa yang dilaksanakan dengan benar akan membentuk insan-insan wirausaha yang handal,dengan keteguhan jiwanya dia akan mampu mengambil inisiatif untuk kemaslahatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat,Melalui ketenangan jiwa dan kebersihan pikirannya dia akan mampu Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis.Dan dengan keyakinan serta semangat pantang menyerahnya dia akan mampu menerima dan menghadapi terhadap setiap resiko dan kegagalan.
Daftar Pustaka :
Departemen Agama Republik Indonesia.2005.Al-Qur'an Terjemahan.Jakarta. PT. syamil. Cipta Media.
Makalah Lukman Fauroni Dosen Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Yogyakarta www.ditpertais.net
Debbie Liao and Philip Sohmen,2001,”The Defelopment Of Modern Entrepreneurship in China”Stanfod Journal of East Asia Affair Vol. 1 2001
Zhou, Kevin Zheng,Chi Kin Yim, and David K.Tse,2005. The Efeect of strategic Orientations on Technology-and Market-Based Breakthrough Innova tions. Journal of Marketing.Vol.69 (April), pp.42-60
Perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha. Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha,dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha Seorang wirausaha menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”. Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam
Komentar
Posting Komentar